Selasa, 05 Juli 2022

Asal Mula Aliran-Aliran Buddhis- PENULIS: Bhikkhu Sujato 2006

 

 

Asal Mula Aliran-Aliran Buddhis

Aliran-Aliran dan Sektarianisme


PENULIS: Bhikkhu Sujato
2006

 








Sangha bhikkhu dan bhikkhuni telah dibuat bersatu.
Sepanjang anak-anak dan cucu-cucuku masih hidup, dan sepanjang matahari dan bulan masih bersinar, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang memecah belah Sangha akan dibuat memakai jubah putih dan tinggal di luar vihara.


Apakah keinginanku?


Agar kesatuan Sangha akan bertahan lama.

 

Raja Aśoka, Minor Pillar Edict, Sāñchī

 

Mahāsaṅghika Śāriputraparipṛcchā

 

Aliran Mahāsaṅghika dengan rajin mempelajari Sutta-Sutta dan mengajarkan makna sejatinya, karena mereka adalah sumber dan pusatnya. Mereka mengenakan jubah kuning.

Aliran Dharmaguptaka menguasai rasa dari jalan sejati. Mereka adalah para pemandu untuk manfaat semuanya. Cara pengungkapan mereka khusus. Mereka mengenakan jubah merah.

Aliran Sarvāstivāda dengan cepat mendapatkan pengetahuan yang tak terhalangi, karena Dharma adalah panduan mereka. Mereka mengenakan jubah hitam.

Aliran Kaśyapīya rajin dan bersemangat dalam menjaga makhluk-makhluk. Mereka mengenakan jubah magnolia [sejenis bunga].

Aliran Mahīśāsaka mempraktekkan jhana, dan menembus dengan mendalam. Mereka mengenakan jubah biru.

 

(CBETA, T24, no. 1465, p. 900, c12-18)

 

Theravāda Dīpavaṁsa

 

Tujuh belas aliran ini bersifat memecah belah, hanya satu aliran yang tidak bersifat memecah belah.


Dengan aliran yang tidak bersifat memecah belah, terdapat delapan belas [sub-aliran] semuanya.


Seperti sebatang pohon banyan besar, Theravāda merupakan yang tertinggi, Dispensasi [sasana/ajaran] dari Sang Penakluk, sempurna, tanpa kekurangan atau kelebihan.


Aliran-aliran lainnya muncul bagaikan duri pada pohon tersebut.

 

(Dīpavaṁsa 4.90-91)

 




0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda