Asal Mula Aliran-Aliran Buddhis- PENULIS: Bhikkhu Sujato 2006
Asal Mula Aliran-Aliran Buddhis
Aliran-Aliran dan Sektarianisme
PENULIS: Bhikkhu Sujato
2006
Sangha bhikkhu dan bhikkhuni telah dibuat bersatu.
Sepanjang anak-anak dan cucu-cucuku masih hidup, dan sepanjang matahari dan
bulan masih bersinar, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang memecah belah
Sangha akan dibuat memakai jubah putih dan tinggal di luar vihara.
Apakah keinginanku?
Agar kesatuan Sangha akan bertahan lama.
Raja Aśoka, Minor Pillar Edict, Sāñchī
Mahāsaṅghika
Śāriputraparipṛcchā
Aliran Mahāsaṅghika dengan rajin mempelajari Sutta-Sutta dan mengajarkan
makna sejatinya, karena mereka adalah sumber dan pusatnya. Mereka mengenakan
jubah kuning.
Aliran Dharmaguptaka menguasai rasa dari jalan sejati. Mereka adalah para
pemandu untuk manfaat semuanya. Cara pengungkapan mereka khusus. Mereka
mengenakan jubah merah.
Aliran Sarvāstivāda dengan cepat mendapatkan pengetahuan yang tak terhalangi,
karena Dharma adalah panduan mereka. Mereka mengenakan jubah hitam.
Aliran Kaśyapīya rajin dan bersemangat dalam menjaga makhluk-makhluk. Mereka
mengenakan jubah magnolia [sejenis bunga].
Aliran Mahīśāsaka mempraktekkan jhana, dan menembus dengan mendalam. Mereka mengenakan
jubah biru.
(CBETA, T24, no. 1465, p. 900, c12-18)
Theravāda Dīpavaṁsa
Tujuh belas aliran ini bersifat memecah belah, hanya satu aliran yang tidak bersifat memecah belah.
Dengan aliran yang tidak bersifat memecah belah, terdapat delapan belas
[sub-aliran] semuanya.
Seperti sebatang pohon banyan besar, Theravāda merupakan yang tertinggi,
Dispensasi [sasana/ajaran] dari Sang Penakluk, sempurna, tanpa kekurangan atau
kelebihan.
Aliran-aliran lainnya muncul bagaikan duri pada pohon tersebut.
(Dīpavaṁsa 4.90-91)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda