Serie Ke 4-Asal Mula Aliran-Aliran Buddhis- PENULIS: Bhikkhu Sujato 2006
Dharmaguptaka
Salah satu dari misionaris lainnya adalah Yonaka Dhammarakkhita. Ia adalah,
seperti yang ditunjukkan namanya, seorang bhikkhu Yunani, penduduk asli
“Alasanda” (Alexandria). Salah seorang tokoh utama dalam kisah [pengiriman]
misi, ia menonjol dalam tradisi Pali sebagai seorang ahli kekuatan batin dan
ahli Abhidhamma. Ia pergi ke wilayah yang diduduki bangsa Yunani di timur
India. Dulu Pryzluski, yang ikuti oleh Frauwallner, menyatakan Dhammarakkhita
dapat diidentifikasi dengan pendiri aliran Dharmaguptaka, karena dhammarakkhita
dan dhammagutta memiliki makna yang sama. Sejak waktu itu dua potong bukti
menjadi titik terang yang membuat pernyataan ini sangat masuk akal. Salah
satunya adalah identifikasi positif atas manuskrip yang sangat awal milik
Dharmaguptaka di wilayah Gandhāra, tepat di mana kita berharap menemukan Yonaka
Dhammarakkhita. Yang kedua adalah penerjemahan fonetik namanya dalam
Sudassanavinayavibhāsā (versi Mandarin dari komentar Vinaya Sinhala) dengan
jelas menerjemahkan “Dharmagutta” alih-alih “Dhammarakkhita”. Kita juga
mencatat beberapa teks yang mengatakan bahwa Dharmaguptaka didirikan oleh
seseorang tertentu yang bernama “Moggallāna”. Sementara ini secara tradisional
diidentifikasi dengan nama seorang siswa besar, saya pikir lebih masuk akal
untuk melihat ini sebagai suatu penunjukan pada Moggaliputtatissa, kepala
Konsili Ketiga, yang juga dianggap oleh Mahāvihāravāsin sebagai pendiri aliran
mereka. Dengan demikian kita membenarkan untuk melihat Mahāvihāravāsin dan
Dharmaguptaka, tidak sebagai kelompok perpecahan yang saling bertempur, tetapi
sebagai saudara jauh yang hilang hanya oleh kejadian sejarah dan tirani jarak.
Mūlasarvāstivādin
Berkenaan dengan aliran kita yang ketiga, Mūlasarvāstivādin, sejarahnya jelas
suram. Dalam pendapat saya teori yang paling meyakinkan untuk asal mula aliran
ini adalah lagi-lagi disediakan oleh Frauwallner, yang berargumen bahwa mereka
mulanya berbasis di Mathura. Ini akan menghubungkan aliran ini dekat dengan
Arahat terkenal dari Mathura: Śāṇavāsin dan Upagupta. Śāṇavāsin menonjol
sebagai Sesepuh dan ahli Vinaya yang dihormati dalam kisah Vinaya tentang
Konsili Kedua. Ia dikatakan telah membangun sebuah vihara hutan besar, yang
dinamakan Urumuṇḍa dalam sumber [aliran] utara dan Ahogaṅga dalam sumber Pali.
Belakangan, di vihara ini Moggaliputtatissa beristirahat untuk mengasingkan
diri. Kekuatan batin Moggaliputtatissa yang berasal dari waktu ia di vihara
hutan Śāṇavāsin menentukan dalam meyakinkan Aśoka untuk meyakinkannya dengan
tugas memurnikan Saṅgha dan mengatur misi [pengiriman Dhammaduta]. Dengan
demikian berkembangnya Mahāvihāravāsin dan Dharmaguptaka berhubungan erat
dengan silsilah Śāṇavāsin. Bahkan mungkin bahwa Soṇaka, guru dari pembimbing
Moggaliputtatissa, hanya salah pengejaan untuk Śāṇaka (-vāsin), di mana dalam
kasus silsilah penahbisan Mahāvihāravāsin secara langsung berasal dari Śāṇavāsin
dan tradisi hutan dari Mathura.
Jika teori Frauwallner tentang asal mula aliran Mūlasarvāstivāda dari Mathura
yang berbeda ditemukan tidak benar, maka ini dipastikan bahwa kita harus
mencari asal mula aliran ini entah bagaimana berhubungan dengan Sarvāstivādin
dari Kaśmīr. Aliran ini berasal dari salah satu dari misionaris Aśoka, Majjhantika.
Setelah berperan sebagai guru penahbis Mahinda di Pāṭaliputra, ia pergi ke
Kaśmir dan mendirikan aliran yang kemudian dikenal sebagai Sarvāstivāda. Kisah
ini termasuk menghubungkan Majjhantika dan Mahinda, bersesuaian dengan versi
aliran utara (kecuali mereka umumnya menempatkan waktunya lebih awal).
Sebagai kesimpulan, kita menemukan bahwa tidak ada bukti apa pun dari
aliran-aliran yang disebabkan oleh “perpecahan” dalam pengertian yang
didefinisikan secara sempit yang dibutuhkan oleh Vinaya. Munculnya komunitas
monastik Buddhis sebagai “keseluruhan yang berbeda” mungkin terjadi
perlahan-lahan setelah periode Aśoka sebagai akibat alami dari penyebaran
geografis dan sebagai akibat perbedaan [lainnya]. Kisah-kisah konflik yang kita
miliki saat ini lebih baik dibaca sebagai respon mitos pada kejadian-kejadian
pada waktu kisah ini ditulis, bukan sebagai sejarah yang sebenarnya.
Logged
"Holmes once said not to allow your
judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic
to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa
seniya
·
Global
Moderator
·
KalyanaMitta
·
·
Posts:
3.469
·
Reputasi:
169
·
Gender:
·
Om muni
muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Sect and Sectarianism oleh Bhikkhu Sujato
« Reply
#5 on: 26 January 2013, 07:25:41 PM »
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda